Sabtu, 03 April 2010

Sekelumit suasana Pontren Al Ulfah Rancah

Mesjid Ponpes Al Ulfah
Tanpa meninggalkan bentuk bangunan lama, mesjid di Ponpes Al Ulfah masih berdiri megah dan ditambah sentuhan baru dan desain baru.




Sudut sisi pesantren (kobong santriawan)


Merasa Cukup (Sifat Qona'ah)

Qana’ah

Qana’ah berasal dari akar kata qani’a-yaqna’ berarti merasa puas apa yang ada, rela menerima jatah kenyataan yang datang dari Allah SWT, apapun adanya kenyataan itu. Para ahli hakekat memahami qana’ah sebagai sikap tenang didalam menghadapi hilangnya sesuatu yang biasa ada. Dikatakan juga merasa cukup dengan yang sedikit. Ada juga yang mengatakan merasa kaya dengan yang ada. Lawan dari qana’ah ialah rakus. Rakus ialah orang-orang yang tidak pernah merasa puas, sebanyak apapun harta yang dimilikinya. Hanya penampilan wujudnya yang kelihatan mewah tetapi di dalam hati dan pikirannya betul-betul sangat miskin.

SIAP MENGHADAPI HIDUP INI APAPUN YANG TERJADI

1. SIAP MENGHADAPI HIDUP INI APAPUN YANG TERJADI
Hidup di dunia ini hanya satu kali. Diri tak boleh gagal dan sia-sia tanpa guna.
Tugas diri adalah menyempurnakan niat dan ikhtiar, perkara apapun yang terjadi serahkan kepada Allah Yang Maha Mengetahui yang terbaik.
Selalu sadar sepenuhnya bahwa yang terbaik menurut diri belum tentu yang terbaik menurut Allah SWT. Bahkan sangat mungkin terkecoh oleh keinginan dan harapan diri sendiri.
Pengetahuan tentang diri atau tentang apapun amat terbatas sedangkan pengetahuan Allah menyelimuti segalanya, Dia tahu awal, akhir dan segala-galanya.
Betapapun sangat menginginkan sesuatu, tetapi hati siap menghadapi kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Karena mungkin itulah yang terbaik.

Panjang Angan (suatu renungan)

Panjang Angan

“Kegembiraanmu dengan perbuatan dosa, tertawamu, ketika melakukan dosa, kesedihanmu saat tidak dapat melakukan dosa, kesungguhanmu menutupi aib akibat dosa dan hatimu yang tidak bisa gemetar ketika Allah (SWT) memandang dosamu, semua itu lebih berat di sisi Allah (SWT) melebihi timbangan dosa itu.” Ibnu Al-Qoyyim.
Betapa mudah diri melupakan dosa sedangkan Allah (SWT) mencatatkan segala-galanya untuk siding pembicaraan di akhirat. Bukankah sudah sampai firman Allah (SWT) mengenai nasib manusia yang melupakan dosanya.

BAGAIKAN BUIH (Busa di lautan)

BAGAIKAN BUIH

Dunia Islam kian terpuruk, ditindas dan dihina oleh musuh-musuh Islam. Umat Islam tidak dapat berbuat apa-apa melihat saudara seagamanya ditindas. Hal ini sudah dapat diramal oleh Nabi Muhammad SAW sejak dulu.
”Hampir saja bangsa-bangsa mengepung kamu, seperti kelompok orang lapar siap melahap makanan”. Berkata seorang sahabat, ”Apakah karena jumlah kami sedikit pada waktu itu?” Rasul SAW .menjawab,” Jumlah kalian pada saat itu banyak, tetapi kualitas kalian seperti buih ditengah lautan. Allah mencabut rasa takut dari musuh terhadap kalian, dan memasukkan kedalam hati kalian penyakit Wahn”. Berkata seorang sahabat,”Wahai Rasulullah SAW, apa itu Wahn?” Rasul SAW.berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (H.R.Ahmad dan Abu Daud)

Waspada! jangan hanya menuruti perasaan..!

Barang siapa yang tidak waspada dan hanya menuruti perasaannya, ia akan menderita akibat perbuatannya dan tak akan mencapai kebahagiaan. Ia tak akan tentram dalam menjalani hidupnya.
Tantangan hidup umpama dapur pembakar yang mematangkan akal dan fikiran. Tanpa tantangan tidak akan meningkat dewasa walaupun umur bertambah.
Seseorang yang memiliki kejelasan tujuan tidak akan menunda-nunda kerjanya karena baginya masa yang berlalu tidak mungkin dapat diulangi lagi, hari esok adalah hari yang baru dengan tugas dan tanggungjawab baru.

Generasi Al Qur'an

Mukjizat Al Qur’an
Tentang Pendengaran dan Penglihatan

“…….Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya,”Al Isra (17) ayat 36.
Makalah Prof.Sadeq Hilali yang berjudul The Miracles in the Verses of Hearing and Vision in The Holy Quran diterjemahkan oleh Maskanul Hakim.
Dipetik dari majalah Panggilan Adzan edisi April 1990.

Silsilah Bani Abdullah Rancah


Silsilah Bani Abdullah Rancah
Anak-anak dari Bapak H Abdullah:
1.       Bapak H Karim
2.       Bapak Mad Nasan
3.       Ibu Parmi
4.       Bapa Mad Raup
5.       Ibu Isah
6.       Ibu Emung
7.       Ibu Sutami
8.       Bapak H A. Sobandi
Cucu-cucunya :
a.       Bapak H Karim:                  -      Bp Awing Mahwi (H Muksin)
b.      Bapak Madnasan :           -      Bp Aja Suarja
-          Ibu Mimin Aminah
-          BpH A. Subita
-          Ibu Rukoyah

c.       Ibu Parmi             :               -      Bp A. Bakri
-          Ibu Mumun
-          Ibu Yaya
-          Ibu Cicih

d.      Bapak Madraup:               -      Ibu Siti Ru’yat
-          Bp AS. Hidayat
-          Bp H.O. Komar

e.      Ibu Isah                                :               -      Bp Emed
-          Ibu Ijah
-          Ibu Ecoh
-          Bp Hasan
-          Bp Memed
-          Bp Oman
-          Ibu Siti
-          Bp Harun

f.        Ibu Emung          :               Henteu puputra

g.       Ibu Sutami          :               -      Bp Engkos
-          Bp Uned
-          Bp Memed
-          Bp A. Rojak
-          Bp Ma’mun
-          Ibu Anah
-          Bp Cece
-          Ibu Edeh

h.      Bapak H.A. Sobandi:       -      Ibu Juariyah
-          D. Apandi
-          Bp H. Anwar S
-          Ibu Aah (Siti Mamnuah)
-          Bp A Badru

Sekilas Pondok Pesantren Al Ulfah

Ponpes Al Ulfah adalah lembaga pendidikan non formal yang didirikan untuk mencetak santriawan dan santriawati (Sumber Daya Manusia) yang berakhlak mulia dan menjadi muslim yang kaffah. Lokasi ponpes ini berada di sebuah lembah (Babakan) yang ada di Dusun Karanganyar Rancah. Pemimpin Ponpes Al Ulfah di pimpin oleh KH Anwar Sanusi bin H Achmad Sobandi yang merupakan sesepuh agama di Kecamatan Rancah Ciamis.
Sampai saat ini ponpes Al Ulfah sudah berkembang baik bangunan fisik maupun lulusan dari ponpes ini sudah menyebar ke seluruh pelosok rancah bahkan diluar wilayah rancah.

Kamis, 01 April 2010

Potong Anggaran KPK,DPR Dinilai Arogan


Potong Anggaran KPK,DPR Dinilai Arogan 15 Maret 2010


JAKARTA (SI) – Rencana pemotongan anggaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh Komisi III DPR dinilai sebagai arogansi dan intervensi terhadap lembaga tersebut.

Apalagi, alasan pemotongan itu karena mereka dianggap tidak serius mengusut dugaan korupsi di kasus Bank Century. “Kita menyayangkan rencana Komisi III karena itu sama artinya dengan arogansi DPR mengintervensi KPK.Kita minta DPR agar tidak coba-coba menghambat pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK,”kata peneliti bidang hukum ICW Febri Diansyah melalui pesan pendek yang diterima harian Seputar Indonesia(SI) kemarin.

Menurut Febri,ancaman seperti itu merupakan bentuk penyanderaan terhadap upaya pemberantasan korupsi yang tengah dilakukan KPK. Sebab, KPK banyak menangani persoalan korupsi yang melibatkan anggota Dewan seperti kasus Miranda Goeltom dan Bank Century. DPR,lanjut Febri, tidak sepantasnya mengintervensi KPK dengan mengancam pemotongan anggaran, apalagi dengan dalih mengingatkan agar mereka serius mengusut dugaan korupsi dalam kasus Century.

Dia menilai,daripada DPR berupaya menyandera anggaran KPK, lebih baik segera mengerjakan tugas menyelesaikan kasus Century hingga ke tingkat hak menyampaikan pendapat dan pengajuan ke Mahkamah Konstitusi (MK). “DPR seharusnya fokus pada urusan sendiri yang belum tuntas terkait kasus Century, yakni menyampaikan hak menyatakan pendapat dariada mewacanakan untuk menyandera dan melemahkan KPK,”terangnya.

Kendati demikian, lanjut dia, KPK juga sudah sepatutnya mempercepat proses kasus Century karena ditunggu masyarakat. Namun, penyelesaian itu bukan karena desakan dari DPR.“Memang harus dibongkar secara hukum dan masyarakat hanya percaya kepada KPK.Jangan sia-siakan kepercayaan publik,”kata Febri.