Tanpa meninggalkan bentuk bangunan lama, mesjid di Ponpes Al Ulfah masih berdiri megah dan ditambah sentuhan baru dan desain baru.
PONTREN AL ULFAH RANCAH
Pondok Pesantren Al Ulfah sebuah lembaga pendidikan yang mencetak santri menjadi manusia yang bermanfaat dan amanah (di Pimpin oleh KH Anwar Sanusi, sesepuh pendirinya adalah H Achmad Sobandi (alm))
Sabtu, 03 April 2010
Sekelumit suasana Pontren Al Ulfah Rancah
Mesjid Ponpes Al Ulfah
Tanpa meninggalkan bentuk bangunan lama, mesjid di Ponpes Al Ulfah masih berdiri megah dan ditambah sentuhan baru dan desain baru.
Tanpa meninggalkan bentuk bangunan lama, mesjid di Ponpes Al Ulfah masih berdiri megah dan ditambah sentuhan baru dan desain baru.
Merasa Cukup (Sifat Qona'ah)
Qana’ah
Qana’ah berasal dari akar kata qani’a-yaqna’ berarti merasa puas apa yang ada, rela menerima jatah kenyataan yang datang dari Allah SWT, apapun adanya kenyataan itu. Para ahli hakekat memahami qana’ah sebagai sikap tenang didalam menghadapi hilangnya sesuatu yang biasa ada. Dikatakan juga merasa cukup dengan yang sedikit. Ada juga yang mengatakan merasa kaya dengan yang ada. Lawan dari qana’ah ialah rakus. Rakus ialah orang-orang yang tidak pernah merasa puas, sebanyak apapun harta yang dimilikinya. Hanya penampilan wujudnya yang kelihatan mewah tetapi di dalam hati dan pikirannya betul-betul sangat miskin.
Qana’ah berasal dari akar kata qani’a-yaqna’ berarti merasa puas apa yang ada, rela menerima jatah kenyataan yang datang dari Allah SWT, apapun adanya kenyataan itu. Para ahli hakekat memahami qana’ah sebagai sikap tenang didalam menghadapi hilangnya sesuatu yang biasa ada. Dikatakan juga merasa cukup dengan yang sedikit. Ada juga yang mengatakan merasa kaya dengan yang ada. Lawan dari qana’ah ialah rakus. Rakus ialah orang-orang yang tidak pernah merasa puas, sebanyak apapun harta yang dimilikinya. Hanya penampilan wujudnya yang kelihatan mewah tetapi di dalam hati dan pikirannya betul-betul sangat miskin.
SIAP MENGHADAPI HIDUP INI APAPUN YANG TERJADI
1. SIAP MENGHADAPI HIDUP INI APAPUN YANG TERJADI
Hidup di dunia ini hanya satu kali. Diri tak boleh gagal dan sia-sia tanpa guna.
Tugas diri adalah menyempurnakan niat dan ikhtiar, perkara apapun yang terjadi serahkan kepada Allah Yang Maha Mengetahui yang terbaik.
Selalu sadar sepenuhnya bahwa yang terbaik menurut diri belum tentu yang terbaik menurut Allah SWT. Bahkan sangat mungkin terkecoh oleh keinginan dan harapan diri sendiri.
Pengetahuan tentang diri atau tentang apapun amat terbatas sedangkan pengetahuan Allah menyelimuti segalanya, Dia tahu awal, akhir dan segala-galanya.
Betapapun sangat menginginkan sesuatu, tetapi hati siap menghadapi kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Karena mungkin itulah yang terbaik.
Hidup di dunia ini hanya satu kali. Diri tak boleh gagal dan sia-sia tanpa guna.
Tugas diri adalah menyempurnakan niat dan ikhtiar, perkara apapun yang terjadi serahkan kepada Allah Yang Maha Mengetahui yang terbaik.
Selalu sadar sepenuhnya bahwa yang terbaik menurut diri belum tentu yang terbaik menurut Allah SWT. Bahkan sangat mungkin terkecoh oleh keinginan dan harapan diri sendiri.
Pengetahuan tentang diri atau tentang apapun amat terbatas sedangkan pengetahuan Allah menyelimuti segalanya, Dia tahu awal, akhir dan segala-galanya.
Betapapun sangat menginginkan sesuatu, tetapi hati siap menghadapi kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Karena mungkin itulah yang terbaik.
Panjang Angan (suatu renungan)
Panjang Angan
“Kegembiraanmu dengan perbuatan dosa, tertawamu, ketika melakukan dosa, kesedihanmu saat tidak dapat melakukan dosa, kesungguhanmu menutupi aib akibat dosa dan hatimu yang tidak bisa gemetar ketika Allah (SWT) memandang dosamu, semua itu lebih berat di sisi Allah (SWT) melebihi timbangan dosa itu.” Ibnu Al-Qoyyim.
Betapa mudah diri melupakan dosa sedangkan Allah (SWT) mencatatkan segala-galanya untuk siding pembicaraan di akhirat. Bukankah sudah sampai firman Allah (SWT) mengenai nasib manusia yang melupakan dosanya.
“Kegembiraanmu dengan perbuatan dosa, tertawamu, ketika melakukan dosa, kesedihanmu saat tidak dapat melakukan dosa, kesungguhanmu menutupi aib akibat dosa dan hatimu yang tidak bisa gemetar ketika Allah (SWT) memandang dosamu, semua itu lebih berat di sisi Allah (SWT) melebihi timbangan dosa itu.” Ibnu Al-Qoyyim.
Betapa mudah diri melupakan dosa sedangkan Allah (SWT) mencatatkan segala-galanya untuk siding pembicaraan di akhirat. Bukankah sudah sampai firman Allah (SWT) mengenai nasib manusia yang melupakan dosanya.
BAGAIKAN BUIH (Busa di lautan)
BAGAIKAN BUIH
Dunia Islam kian terpuruk, ditindas dan dihina oleh musuh-musuh Islam. Umat Islam tidak dapat berbuat apa-apa melihat saudara seagamanya ditindas. Hal ini sudah dapat diramal oleh Nabi Muhammad SAW sejak dulu.
”Hampir saja bangsa-bangsa mengepung kamu, seperti kelompok orang lapar siap melahap makanan”. Berkata seorang sahabat, ”Apakah karena jumlah kami sedikit pada waktu itu?” Rasul SAW .menjawab,” Jumlah kalian pada saat itu banyak, tetapi kualitas kalian seperti buih ditengah lautan. Allah mencabut rasa takut dari musuh terhadap kalian, dan memasukkan kedalam hati kalian penyakit Wahn”. Berkata seorang sahabat,”Wahai Rasulullah SAW, apa itu Wahn?” Rasul SAW.berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (H.R.Ahmad dan Abu Daud)
Dunia Islam kian terpuruk, ditindas dan dihina oleh musuh-musuh Islam. Umat Islam tidak dapat berbuat apa-apa melihat saudara seagamanya ditindas. Hal ini sudah dapat diramal oleh Nabi Muhammad SAW sejak dulu.
”Hampir saja bangsa-bangsa mengepung kamu, seperti kelompok orang lapar siap melahap makanan”. Berkata seorang sahabat, ”Apakah karena jumlah kami sedikit pada waktu itu?” Rasul SAW .menjawab,” Jumlah kalian pada saat itu banyak, tetapi kualitas kalian seperti buih ditengah lautan. Allah mencabut rasa takut dari musuh terhadap kalian, dan memasukkan kedalam hati kalian penyakit Wahn”. Berkata seorang sahabat,”Wahai Rasulullah SAW, apa itu Wahn?” Rasul SAW.berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (H.R.Ahmad dan Abu Daud)
Langganan:
Postingan (Atom)