Sabtu, 03 April 2010

BAGAIKAN BUIH (Busa di lautan)

BAGAIKAN BUIH

Dunia Islam kian terpuruk, ditindas dan dihina oleh musuh-musuh Islam. Umat Islam tidak dapat berbuat apa-apa melihat saudara seagamanya ditindas. Hal ini sudah dapat diramal oleh Nabi Muhammad SAW sejak dulu.
”Hampir saja bangsa-bangsa mengepung kamu, seperti kelompok orang lapar siap melahap makanan”. Berkata seorang sahabat, ”Apakah karena jumlah kami sedikit pada waktu itu?” Rasul SAW .menjawab,” Jumlah kalian pada saat itu banyak, tetapi kualitas kalian seperti buih ditengah lautan. Allah mencabut rasa takut dari musuh terhadap kalian, dan memasukkan kedalam hati kalian penyakit Wahn”. Berkata seorang sahabat,”Wahai Rasulullah SAW, apa itu Wahn?” Rasul SAW.berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (H.R.Ahmad dan Abu Daud)


Mari kita renung sejenak tentang kebenaran sabda Rasulullah ini. Jumlah ummat Islam pada hari ini mencapai lebih 1 milyar, satu angka yang banyak. Mereka bertebaran di muka bumi ini; kebanyakan tinggal di negara yang dikaruniakan Allah hasil bumi yang lumayan.
Sumber ekonomi yang kukuh dan tenaga kerja yang banyak bisa menjadi aset memajukan negara dan sekaligus memartabatkan Islam sehingga disegani seantero dunia. Persoalannya ialah kenapa faktor-faktor ini tidak dimanfaatkan? Kenapa umat Islam kini menjadi lemah dan mudah diperkotak-katikkan oleh musuh-musuh Islam? Sebaliknya musuh Islam yang mempunyai kedudukan ekonomi yang kukuh menjalankan pelbagai strategi melumpuhkan dan memporak-porandakan negara Islam.
Nabi menjelaskan puncak kelemahan ini ialah wujudnya kecintaan kepada kehidupan dunia mengatasi kecintaan kepada akhirat. Apabila kecintaan ini meresap dan menjadi budaya hidup umat, Allah memasukkan perasaan berani dalam hati musuh Islam dan pada masa yang sama mencabut keberanian itu dalam hati orang Islam lalu digantikan dengan perasaan penakut: takut kepada musuh Islam.
Kejatuhan Baghdad ketika diserang oleh orang-orang mongol sepatutnya dijadikan teladan supaya peristiwa hitam ini tidak akan berulang kembali. Adakah faktor-faktor kejatuhan Baghdad jaman dulu meresap dalam masyarakat dewasa ini?
Masalah suap sekarang semakin menjadi. Ia telah menyerap dalam pelbagai organisasi. Keadaan begini memudahkan musuh Islam menggunakan uang untuk membeli pucuk pimpinan supaya tercapai hasrat mereka melumpuhkan umat Islam sendiri. Jika dibiarkan berleluasa bukan saja ekonomi umat Islam merosot bahkan negara juga turut tergadai.
Bagaimana keadaan realitas masyarakat Islam sekarang? Sudahlah ekonomi lemah, disusul pula dengan pelbagai penyakit dan gejala sosial. Bagaimana dapat membasmi keruntuhan akhlak sekiranya media massa semakin galak menonjolkan isu-isu ganas dan seks. Isu pemulihan hanya sekedar melepas batuk ditangga dan seolah-olah ’lain sakit lain pula obat yang diberi’.
Peluncuran TV berbayar dan TV internet serta alat komunikasi lain bukan menjadi obat gejala sosial dewasa ini melah menjadikannya lebih kronik. Babak-babak yang tidak sepatutnya ditonton sudah menjadi semakin lumrah dan video porno pula dapat dibeli oleh siapa saja. Bukankah ini menjadi pemicu ke arah gejala yang lebih dahsyat?
Umat islam kini tidak mempunyai ketahanan dan iman yang kuat untuk menangkis serangan yang hebat ini. Semua ini adalah diantara strategi dan perancangan musuh Islam yang tidak akan ridha terhadap perkembangan Islam selamanya. Bayangkan apa yang akan berlaku beberapa tahun lagi dengan kemunculan teknologi IT yang semakin canggih.
Firman Allah dalam Al Qur’an ”Orang Yahudi dan nasrani sekali-kali tidak ridha terhadap kamu buat selama-lamanya sehingga kamu mengikuti cara hidup mereka.”
Masjid kian terpinggir dengan kewujudan mall yang banyak. Manusia lebih suka ke mall dari pada masjid. Mall diramaikan siang dan malam tetapi masjid menjadi lengang, cuma diramaikan dengan karpet dan keceriaan. Bukankah ini juga perancangan musuh Islam?
Lantaran cinta kepada dunia sanggup menjauhi masjid dan berkejaran ke mall.
Dalam hadist tadi, Nabi memberikan 2 faktor berlakunya realitas ini: cintakan dunia dan benci kepada mati. Umat Islam generasi pertama dulu cintakan mati karena dapat bertemu dengan Allah segera. Oleh sebab itu kalau ada panggilan jihad, mereka sukarela bergabung tenaga memerangi musuh Islam. Mereka tidak takut menghadapi mati.
Sebaliknya masyarakat Islam hari ini takut mati, malahan mengingatkan mati pun dianggap menyekat kemajuan. Mereka takut mati karena memikirkan dosa yang terlalu banyak dilakukan dan sedikitnya amalan pahala yang dibuat. Akhirnya semangat jihad memperjuangkan dan menegakkan agama Allah pudar dan terkikis.
Oleh karena itu, sementara kita dipinjami nyawa ini, sama-samalah kita ini menginsafi diri dan bertaubat di atas segala keterlanjuran yang kita lakukan. Hanya dengan kembali kepada Allah, segala penyakit akan terobati, insya Allah.

Mutiara Kata
Tantangan hidup umpama dapur pembakar yang mematangkan akal dan fikiran. Tanpa tantangan tidak akan meningkat dewasa walaupun umur bertambah.


Dikutip dari Mutiara Amaly

1 komentar: